Aset tetap adalah kekayaan yang digunakan untuk operasional perusahaan, yang memiliki usia pemakaian lebih dari satu tahun. Seiring dengan pemakaian, tentunya nilai aset tersebut akan berkurang atau mengalami penyusutan. Metode penyusutan secara sederhana adalah cara menghitung biaya aset atau pengurangan nilai aset tetap selama masa pakainya.
Ada beberapa metode penyusutan yang dapat diterapkan di perusahaan, namun apapun yang dipilih, yang perlu diperhatikan adalah:
- Metode diterapkan secara konsisten
- Apabila perusahaan harus melakukan perubahan atas metode yang telah diterapkan, perusahaan harus mencantumkan dalam penjelasan di lampiran laporan keuangan, disertai dengan alasan-alasannya.
Sebelum mempelajari apa saja metode penyusutan yang ada, ada baiknya Akademia memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungannya.
Faktor yang Mempengaruhi dalam Metode Penyusutan
Ada beberapa faktor yang menjadi penentu dalam menghitung penyusutan:
Harga perolehan (Acquisition cost)
Harga perolehan adalah harga beli barang ditambah dengan semua biaya yang menyertainya hingga barang siap untuk dipakai. Harga perolehan menjadi faktor yang paling penting dalam menghitung penyusutan, karena harga ini menjadi dasar perhitungan besarnya penyusutan dalam satu periode akuntansi (satu tahun).
Nilai buku (Book value)
Nilai buku adalah nilai aset yang diperoleh dari harga perolehan dikurangi biaya penyusutan.
Nilai residu atau nilai sisa (Salvage value)
Nilai residu atau nilai sisa adalah perkiraan nilai aset ketika dijual pada saat penarikan atau penghentian aset. Nilai ini akan tergantung pada usia ekonomis aset tetap setelah dimanfaatkan. Namun tidak semua aset tetap memiliki nilai residu, biasanya karena aset tersebut tidak dijual saat penarikan, misalnya dijadikan besi tua.
Usia ekonomis (Economical life time)
Aset tetap memiliki dua jenis umur, yaitu umur fisik dan umur fungsional. Umur fisik berhubungan dengan kondisi fisik suatu aset. Umur fisik dapat dilihat dari kondisinya yang masih baik.
Sementara itu, umur fungsional ada hubungannya dengan kontribusi aset tersebut dalam pemanfaatannya. Suatu aset dianggap memiliki umur fungsional jika aset tersebut masih memberikan kontribusi bagi perusahaan.
Perbedaannya adalah sebagai berikut; sebuah aset dalam kondisi yang baik (masih memiliki umur fisik) belum tentu bisa memberikan kontribusi (tidak memiliki umur fungsional). Hal ini bisa terjadi karena misalnya, teknologi dari aset tersebut sudah ketinggalan jaman sehingga sudah tidak bisa dipakai lagi. Dalam metode penyusutan, yang dipakai sebagai faktor dalam perhitungan adalah umur fungsional, atau yang biasa dikenal dengan umur ekonomis.
Metode Penyusutan dan Cara Menghitungnya
Ada 5 cara menghitung penyusutan untuk aset tetap, yaitu metode garis lurus, metode saldo menurun ganda, metode jumlah angka tahun, metode satuan jam kerja, dan metode satuan hasil produksi. Berikut adalah penjelasan masing-masing metode:
Metode penyusutan Garis Lurus (Straight line method)
Metode ini menerapkan biaya penyusutan yang nilainya sama setiap tahunnya, sampai usia ekonomisnya berakhir. Metode ini digunakan apabila nilai ekonomis aset dianggap sama setiap tahunnya. Pada umumnya metode ini digunakan untuk menyusutkan aset-aset yang manfaatnya tidak terpengaruh oleh besar atau kecilnya volume produksi, seperti bangunan dan peralatan kantor.
Metode ini lebih menitikberatkan pada aspek waktu daripada aspek kegunaan. Kelebihannya adalah cara menghitung yang lebih mudah sehingga banyak perusahaan yang menggunakan metode ini.
Sedangkan kekurangannya antara lain biaya pemeliharaan dan perbaikan dianggap sama untuk setiap tahunnya. Selain itu biaya penyusutan yang sama setiap tahun juga tidak mencerminkan kontribusi aset yang sesungguhnya dalam menghasilkan pendapatan.
Metode ini memiliki dua cara dalam perhitungannya, yaitu:
- Menggunakan nilai residu:
Penyusutan = (Harga Perolehan – Nilai Sisa) : Usia Ekonomis
- Tanpa nilai residu:
Penyusutan = Harga Perolehan : Umur Ekonomis
Metode penyusutan Saldo Menurun Ganda (Double declining balance method)
Metode ini menggunakan perhitungan berdasarkan persentase tertentu dari suatu nilai buku pada tahun yang bersangkutan. Besarnya persentase penyusutan adalah dua kali dari tarif penyusutan metode garis lurus. Rumusnya adalah:
Penyusutan = { 2 x (100% : Usia Ekonomis) } x Nilai Buku
Kelebihan dari metode ini adalah biaya penyusutan yang dicatat lebih sedikit setiap tahunnya jika dibandingkan dengan metode garis lurus. Hal ini dapat terlihat pada grafik nilai buku yang selalu menurun. Sedangkan kekurangannya adalah cara menghitung yang lebih rumit dan sulit karena banyaknya variabel yang harus diperhitungkan.
Metode penyusutan Jumlah Angka Tahun (Sum of the years digit method)
Metode ini menerapkan perhitungan yang berdasar pada jumlah angka tahun. Rumusnya adalah:
Penyusutan = Sisa Usia Penggunaan : Jumlah Angka Tahun x (Harga Perolehan Nilai Sisa)
Sama seperti metode saldo menurun ganda, menggunakan perhitungan dengan metode ini akan menghasilkan biaya penyusutan yang semakin menurun setiap tahunnya. Alasannya adalah karena mempertimbangkan biaya perawatan dan perbaikan aset yang semakin lama pasti bertambah seiring pertambahan usia aset.
Kelebihan dari menggunakan metode ini adalah lebih hemat karena biaya penyusutan yang lebih sedikit tiap tahunnya. Kekurangannya adalah ada aturan pajak yang membatasi penggunaan metode penyusutan jumlah angka tahun, sehingga sedikit perusahaan yang mau memakai metode ini.
Metode penyusutan Satuan Jam Kerja (Service Hours Method)
Dengan metode ini, biaya penyusutan dihitung berdasarkan pada jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode tertentu. Rumusnya adalah:
Beban Penyusutan per Tahun = Jam Kerja yang Dapat Dicapai x Tarif Penyusutan Tiap Jam
Tarif Penyusutan Tiap Jam = Harga Perolehan Nilai Sisa : Jumlah Total Jam Kerja Penggunaan Aset Tetap
Kelebihan menggunakan metode ini adalah perusahaan dapat menghitung biaya penyusutan dengan lebih proporsional karena menggunakan satuan jam yang dipakai. Kekurangannya adalah perhitungannya yang lebih rumit.
Metode penyusutan Satuan Hasil Produksi (Productive Output Method)
Dengan menerapkan perhitungan ini, faktor yang dipakai dalam menghitung biaya penyusutan adalah jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode tertentu. Rumusnya adalah:
Beban Penyusutan per Tahun = Jam Satuan Produk yang Dihasilkan x Tarif Penyusutan per Produk
Tarif Penyusutan per Satuan Produk = Harga Perolehan Nilai Sisa : Jumlah Total Produk yang Dihasilkan
Sama halnya dengan perhitungan satuan jam kerja, kelebihan menggunakan perhitungan ini adalah perusahaan dapat menghitung biaya penyusutan dengan lebih proporsional karena menggunakan satuan output yang diproduksi. Kekurangannya adalah perhitungannya yang lebih rumit.
Kesimpulan
Metode penyusutan adalah suatu cara untuk menghitung biaya aset selama masa pakainya. Ada 5 metode yang dapat diterapkan dalam akuntansi perusahaan.
Metode apapun dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan masing-masing perusahaan. Yang terpenting adalah penggunaan secara konsisten dan apabila ada perubahan harus dijelaskan dalam lampiran laporan keuangan.
Apabila Akademia ada pertanyaan atau diskusi lebih lanjut, dapat menuliskannya di kolom komentar. Jangan lupa untuk terus ikuti update informasi akuntansi hanya di Akademi Akuntansi.