Setiap perusahaan pasti bertujuan untuk mencetak laba sebanyak-banyaknya. Salah satu komponen pembentuk laba adalah biaya overhead. Penting untuk mengelola overhead agar laba perusahaan maksimal. Namun, apakah Akademia sudah memahami biaya overhead? Berikut penjelasannya:
Pengertian Biaya Overhead
Biaya overhead adalah biaya yang tidak berkaitan langsung dengan proses produksi barang atau jasa. Biaya ini tidak dapat dihindari dan harus dimasukkan dalam perhitungan biaya produksi karena merupakan pendukung dari proses produksi.
Untuk mengingatkan Akademia, biaya yang berkaitan langsung pada proses produksi barang dan jasa adalah biaya bahan baku dan tenaga kerja. Nah, jadi gampangnya, overhead adalah biaya tidak langsung yaitu biaya selain biaya bahan baku dan tenaga kerja.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi pakaian memiliki biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead. Yang termasuk overhead adalah semua biaya yang timbul saat proses produksi pakaian selain biaya bahan baku dan tenaga kerja, yaitu:
- biaya perawatan mesin
- biaya keamanan
- biaya listrik
- biaya sewa bangunan
- dan masih banyak lainnya
Pada laporan Laba Rugi, biaya ini akan ditampilkan pada perhitungan Harga Pokok Produksi. Dengan demikian biaya ini akan mempengaruhi perhitungan laba bersih. Ingat bahwa laba bersih dihitung dari mengurangi semua biaya yang berhubungan dengan produksi, termasuk biaya tidak langsung, dari pendapatan bersih perusahaan.
Klasifikasi Biaya Overhead
Biaya ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Berdasarkan sifat
- Biaya bahan penolong, adalah biaya atas bahan yang bukan merupakan bahan baku utama atau pendukung saja.
- Biaya tenaga kerja tidak langsung, adalah biaya atas tenaga kerja yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau jasa.
- Biaya pemeliharaan, adalah biaya atas bahan yang habis pakai, serta harga atas jasa yang dikeluarkan perusahaan untuk kebutuhan perbaikan
2. Berdasarkan perilaku dan berkaitan dengan volume produksi
- Biaya tetap, yaitu biaya yang bersifat tetap, harus dibayarkan secara rutin, nilainya sama dari waktu ke waktu, dan tidak tergantung dari apakah volume produksi naik atau turun. Contohnya biaya sewa bangunan, biaya asuransi, biaya depresiasi aset tetap (kendaraan, mesin, dan aset tetap lainnya), dan masih banyak lainnya
- Biaya variabel, yaitu biaya yang sifatnya berubah-ubah, nilainya dapat berubah tergantung pada volume produksi atau faktor lainnya. Biaya ini tidak selalu ada setiap bulan, tergantung dari kebutuhan perusahaan. Contohnya biaya lembur, biaya promosi, biaya pembelian alat tulis kantor, dan masih banyak lainnya.
- Biaya semi-variabel, yaitu biaya yang sifatnya lebih fleksibel. Biaya ini bisa dibayarkan secara rutin, namun nilainya mungkin berubah sesuai kebutuhan atau bergantung dari volume produksi. Contohnya biaya listrik, air, dan telepon.
3. Berdasarkan departemen
- Biaya langsung departemen, yaitu biaya yang manfaatnya hanya dapat dirasakan oleh suatu departemen tertentu.
- Biaya tidak langsung departemen, yaitu biaya yang manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih dari satu departemen.
Manfaat Menghitung Biaya Overhead
Meski tidak terkait langsung dengan produksi, namun biaya ini harus tetap diperhitungkan agar perhitungan biaya produksi akurat. Lalu apa saja manfaat menghitung biaya tidak langsung:
1. Mengawasi pengeluaran biaya
Dengan mencatat dan menghitung biaya, perusahaan dapat menilai apakah pengeluaran yang dikeluarkan efisien atau malah terjadi pemborosan. Untuk mengontrol besaran angkanya, perusahaan juga dapat membandingkan jumlah biaya tidak langsung dengan biaya operasional lainya.
Kontrol biaya ini akan membantu menganalisa apakah anggaran biaya sudah efisien atau perlu disesuaikan. Selain itu tentu saja juga membantu manajemen dalam pengambilan keputusan.
2. Membantu pengalokasian anggaran
Selain untuk mengawasi pengeluaran biaya, menghitung biaya juga menjadi alat untuk membuat anggaran untuk setiap alokasi biaya. Setelahnya perusahaan dapat mengevaluasi apakah realisasinya nanti masih sesuai dengan anggaran yang sudah dibuat.
Penting untuk tetap merujuk ke anggaran agar tidak terjadi under atau over budget yang berarti pembuatan anggaran kurang akurat. Dengan perencanaan biaya yang baik maka setiap pengeluaran akan dapat dimonitor dan tidak terjadi pemborosan.
3. Menetapkan harga produk dengan tepat
Penentuan harga dipengaruhi oleh biaya produksi, termasuk di dalamnya ada biaya tidak langsung. Penentuan harga yang tepat akan menghindari perusahaan dari kerugian.
Dengan mencatat dan menghitung berapa biaya yang dihabiskan maka perhitungan biaya produksi akan lebih akurat. Dengan demikian saat menetapkan harga produk perusahaan dapat melakukannya dengan tepat dan terhindar dari kerugian.
Perhitungan Biaya Overhead
Berikut adalah langkah-langkah menghitung overhead:
1. Mengidentifikasi biaya overhead
Langkah pertama adalah mengidentifikasi biaya dengan cara memisahkan terlebih dulu biaya mana yang masuk ke biaya langsung dan mana yang masuk ke biaya tidak langsung atau overhead. Ingat bahwa semua biaya selain bahan baku dan tenaga kerja adalah biaya tidak langsung atau overhead. Setelah itu Akademia dapat mengidentifikasi biaya sesuai klasifikasinya, jika diperlukan.
2. Menghitung persentase biaya overhead
Setelah biaya teridentifikasi, Akademia dapat melanjutkan ke langkah kedua yaitu menghitung persentase biaya. Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam menghitung persentase overhead, yaitu:
a. menghitung persentase overhead per kategori
Persentase overhead per kategori dihitung untuk mengetahui berapa nilai biaya per kategori jika dibandingkan dengan total overhead. Misalnya menghitung persentase untuk kategori biaya listrik, maka rumus mencari persentasenya adalah:
= Biaya listrik overhead / Total overhead x 100%
b. menghitung persentase overhead total
Persentase overhead total dihitung untuk mengetahui berapa nilai biaya jika dibandingkan dengan biaya langsung secara total. Rumus mencari persentasenya adalah:
= Total overhead / Total biaya langsung x 100%
3. Menghitung nilai efisiensi biaya overhead
Biaya tidak langsung atau overhead adalah nilai yang dikeluarkan untuk membuat produk atau memberikan layanan kepada pelanggan. Untuk mengetahui nilai efisiensinya, ada dua cara untuk menghitungnya yaitu:
a. Efisiensi terhadap pendapatan
Akademia dapat menggunakan perhitungan ini untuk mengetahui berapa persentase biaya dari setiap rupiah pendapatan yang diterima oleh perusahaan. Cara menghitungnya adalah dengan membagi total overhead dengan total pendapatan, kemudian dikali dengan 100%. Semakin kecil angka yang diperoleh, maka semakin efisien alokasi biaya terhadap pendapatan, yang artinya semakin menguntungkan perusahaan.
b. Efisiensi terhadap biaya tenaga kerja
Selain membandingkan dengan pendapatan, mengukur nilai efisiensi juga dapat dilakukan dengan membandingkan dengan total biaya tenaga kerja. Cara menghitungnya adalah dengan membagi total overhead dengan total biaya tenaga kerja pada bulan berjalan, kemudian kalikan dengan 100%.
Semakin rendah persentase yang diperoleh, maka semakin efektif dalam memanfaatkan sumber daya tenaga kerja yang ada, yang artinya perusaahan semakin diuntungkan.
Kesimpulan
Biaya overhead adalah biaya produksi yang tidak langsung dapat dikaitkan dengan produksi suatu barang atau jasa. Biaya ini sering juga disebut biaya tidak langsung. Manfaat mencatat dan menghitung biaya ini utamanya untuk mengontrol biaya produksi, membantu pengalokasian anggaran, dan untuk menetapkan harga jual produk.